Responsive Banner design
Home » , , , » [F1ZR] Salah Satu Penyebab F1ZR Tidak Bisa Lari Kencang

[F1ZR] Salah Satu Penyebab F1ZR Tidak Bisa Lari Kencang

Senin tgl 8 Desember 2010 lalu saya membawa f1zr ke purbalingga. Hari berikutnya saya main ke bengkel Rohman. Mas Rohman memang langganan saya ngoprek motor sejak SMA. Saya ditawari korekan yang kencang tapi irit. Oke saya terima, biayanya 125 rb.


Walah selain memperbesar dan porting lubang intake-outtake, juga dibuat 4 lubang berdiameter 3 mm menembus liner! Aduh ini mekanik mengacaukan prinsip kerja 2 tak :p . Bener saja motor saya jadi loyo diputaran atas. Gigi 1 – 3 memang normal dan bertambah tenaganya, terasa menghentak. Mungkin kalau pakai kopling manual bisa buat standing. Tapi gigi 4 nya mentok di 100 km/jam ! Weleh… yg tadinya gampang naik ke 120 km/jam kok malah jadi loyo. Sayang hari sudah sore dan hujan lebat. Tidak ada waktu untuk ngoprek lagi. Esok harinya pun saya sudah harus balik ke bandung.


Selama perjalanan ke bandung, hujan lebat terus menerus. Setelah 4 jam kehujanan, tangan sampai keriput menggigil kedinginan, saya pun nyate di cihaeur ciamis. Wah satenya besar2 dan empuk, plus segelas kopi hitam panas. Setelah istirahat 1 jam kembali berhujan-hujanan menuju bandung, sampai dirumah 3 jam kemudian.


Hari kamis berikutnya baru saya bisa test motor di fly-over waktu berangkat ke kantor. Benar saja, biasanya di fly-over fizrku dengan entengnya speeding sampai 120-125 km/jam. Tapi kali ini 105 km/jam pun ngos-ngosan. Padahal konsumsi bensinnya sama borosnya.


Siangnya saya periksa tutup blok, weleh mur blok kiri atas maju 2 cm ! Ini adalah critical error yang berbahaya. Mur maju menandakan :
-Pada sudut itu, tutup blok tidak terpasang kencang
-Tekanan/kompresi yang kuat bisa menyebabkan kebocoran pada sudut yang tidak terpasang kencang
-kebocoran menyebabkan pemanasan berlebihan pada seal dan mur blok, ditambah dengan getaran mesin, maka mur bisa maju lepas dari blok (lubang baut blok jadi sleg, rusak). Kalau lubang baut blok sleg, mur lepas maka kompresi bocor besar-besaran. Selanjutnya tenaga mesin drop. Dan kalau mesin mati, tidak bisa hidup lagi. Kalau sudah sleg yah blok musti dibawa ke bengkel bubut. Lubang baut sleg pada blok fizr sering terjadi, maka rajin-rajinlah memeriksa panjang mur blok. Pastikan keempat mur blok panjangnya sama, tidak ada yang menonjol.
Dan JANGAN PERNAH PAKAI LEM walaupun pakai lem tribond, apalagi lem adhesive. Lem tidak dirancang untuk menahan kompresi tinggi pada suhu yang sangat panas pada proses pembakaran bensin.


Tutup blok pun kubuka, yah tribond yg dipakai tidak melekat lagi. Periksa seal blok belakang, waduh dipasang rangkap ! Pantes kompresi kurang dan tenaga loyo ! Beginilah kalau mekanik tidak mengerti perhitungan kompresi . Penggunaan seal rangkap berarti memajukan blok sekitar 1 mm, berarti memperbesar ruang bakar. Mari kita hitung kompresi-nya :


Lingkar terbesar pada head silinder adalah 52 mm, maka luasnya adalah : 2123,7 mm2. Karena blok maju 1 mm, maka terdapat penambahan volume ruang bakar sebanyak 2123,7 mm2 x 1 mm = 2,213 cc ! dan kompresinya menjadi :


(110,4 + 12 + 2,213)/(12 + 2,213) = 8,77 !


Padahal kompresi sebelumnya adalah :


(110,4 + 12)/(12) = 10,2


Belum akibat penggunan lem yang mempertebal seal head silinder yang akhirnya juga memperbesar ruang bakar.


Jadi blok harus turun untuk penggantian seal2 blok. Kali ini hanya dipakai sebuah seal belakang blok, seal silinder head tanpa lem.


Hari berikutnya saat berangkat ke kantor, test lagi di fly over.. yes terasa kembali gigi 4 bertenaga dan mencapai 115 km/jam. Tapi kok bensinnya minum yah??? hampir 1 liter buat 16 km hahahahhahaha. Jetting ! Yah harus jetting(setting karburator) lagi. Saat jetting baru ketahuan kalau kabel gas ditarik keatas, jadi jarum needle jet tak pernah bisa jatuh menutup rapat. Mesin hidup terus walau baut bukaan bensin diputar kekanan habis. Seharusnya kalau baut bukaan bensin diputar kekanan, jarum needle jet bergerak turun. Dan kalau jarum turun terus hingga menutup lubang, maka mesin mati. Ini mesin nggak mau mati hahahaahaha, pantas saja jadi bertenaga banget di gigi 1-3 .


Akhirnya sastro sudah normal, bisa lari 120 km/jam tapi irit! Sekitar 1 : 35. Apalagi kalau drive style-nya dibuat smooth, ngga pakai rpm tinggi, ngga pakai full throtlle, konstan di gigi 4 pada 40-50 km/jam. Pasti lebih irit lagi. Kemarin malah berangkat ke kantor pakai bensin minim, dari rumah jarum bensin sudah di merah, sampai dikantor saya cek tangki bensin.. hampir kering isinya. Padahal rada ngebut dan full throtlle di fly over. Hahahahahaha. Kayaknya sih gampang diset buat bisa lari 125 km/jam lagi, tinggal dibuat agak boros jettingnya. Tapi mungkin lebih baik main jet-nya saja yang digedein, jadi cuman minum kalau pas full throtlle saja.


Untung saya perbaiki sendiri, kalau saya perbaiki di rohman mungkin solusinya papas head! Hahahahahaha.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.